Senin, 14 Januari 2019

Glosarium Sistem Rem Kontrol Elektronik

ABS (Anti-lock Braking System)
Definisi : Sistem rem kontrol elektronik yang mencegah roda mengunci pada saat pengereman mendadak.
ASR (Antrieb Schlupf Regelung / Anti Slip Regulation) 
Dikenal dengan istilah TCS (traction Control system) merupakan fungsi turunan dari system Electronic stability control (ESC) yang mencegah roda kehilangan traksi dengan permukaan jalan pada saat pembukaan katup gas torsi mesin tidak sesuai dengan kondisi permukaan jalan (torsi mesin lebih besar dari traksi roda dengan jalan).
BA (Brake Assist)
Definisi : Merupakan sistem rem kontrol elektronik yang menambahmenaikkan tekanan minyak rem pada silinder roda ketika terjadi pengereman mendadak supaya gaya pengereman cukup untuk menghentikan/memperlambat kendaraan.
EBD (Electronically Brake-force Distribution)
Merupakan system ABS yang mengatur distribusi tekanan minyak rem ke masing-masing roda depan dan belakang sesuai kondisi pengemudian dan distribusi roda kiri dan kanan saat cornering untuk meningkatkan stabilitas pengendaraan.
ESP (Electronic Stability program)

Apa itu EPS ?

Lampu Indikator EPS 
EPS (Electric Motor Power Steering) merupakan system power steering yang menggunakan motor DC sebagai sumber tenaga bantu untuk meringankan putaran roda kemudi. Hal ini berbeda dengan power steering konvensional yang menggunakan pompa hidrolik sebagai sumber tenaga bantu .

Apa keuntungan menggunakan motor DC dibandingkan menggunakan pompa hidrolik ?
  1. Motor DC menggunakan sumber energi dari baterai sehingga tidak mengurangi tenaga mesin. Hal ini akan membuat mesin menjadi lebih efisien dan tarikan mesin lebih responsive.
  2. Motor DC kerjanya diatur oleh Electronic control module (ECM) sehingga dapat kerjanya dikontrol dengan mudah. Hal ini membuat putaran kemudi menjadi ringan pada kecepatan rendah dan sedikit lebih berat pada kecepatan tinggi. Hal ini menambah tingkat keamanan berkendara lebih baik.
  3. Motor DC tidak membutuhkan perawatan seperti pompa hidrolik yang membutuhkan penggantian oli power steering secara berkala dan penyetelan/penggantian fanbelt penggerak pompa.
Apa saja komponen EPS ?
  1. Motor DC, merupakan komponen utama yang bisa diletakkan di steering column maupun steering rack untuk membantu meringankan putaran kemudi. Motor DC dapat berputar searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam sesuai perintah ECM berdasarkan arah putaran roda kemudi.
  2. Control Module, merupakan unit kontrol elektronik yang mendeteksi besarnya momen puntir poros kemudi dari  torque sensor dan kecepatan kendaraan dari VSS kemudian menentukan besarnya arus listrik yang diberikan ke DC motor. Selain itu control module mengatur nyala lampu MIL dan  fungsi failsafe saat terjadi kegagalan fungsi pada komponen sistem EPS.
  3. Torque sensor, merupakan sensor yang diletakkan di poros kemudi untuk mendeteksi arah putaran dan besarnya puntiran roda kemudi.
  4. VSS (vehicle speed sensor), merupakan sensor yang mendeteksi kecepatan kendaraan. Pada kendaraan yang menggunakan EFI/Transmisi otomatis biasanya data kecepatan kendaraan diambil dari data Engine/ECT ECM.
  5. MIL (malfunction indicator lamp), merupakan lampu indikator yang terletak di meter kombinasi untuk memberitahukan pengemudi jika terjadi malfungsi pada system EPS.
  6. DLC, merupakan konektor untuk mendeteksi kode kerusakan dengan menghubungkan ke scanner maupun kabel jumper.


Minggu, 13 Januari 2019

Apa itu ABS ?

Sekarang ini hampir semua kendaraan dilengkapi dengan fitur ABS.  Kendaraan sekelas LCGC (low coast green car) pun sudah banyak yang dilengkapi dengan fitur ini khususnya pada varian tertinggi dari masing2 merk.

Apa itu ABS?
ABS (Antilock Brake System) merupakan sistem rem yang mencegah roda mengunci saat terjadi pengereman mendadak.

Apa untungnya ada ABS pada kendaraan?
Dengan mencegah roda mengunci saat pengereman, maka keuntungannya adalah memperpendek jarak pengereman saat pengereman mendadak sehingga keselamatan berkendara menjadi lebih baik

Bagaimana caranya ABS mencegah roda mengunci?
ABS bekerja dengan cara mengatur tekanan minyak rem dari master rem menuju silinder roda sehingga tekanannya tidak terlalu tinggi.

Apa saja komponen rem ABS?
  1. Komponen utama ABS berupa ABS Actuator yang terletak antara master rem dengan silinder roda. Komponen ini berupa katup solenoid dan pompa oli elektrik yang bekerja mengatur tekanan oli yang disalurkan ke silinder roda. ABS actuator bekerja dalam 3 tahap yang meliputi tahap menurunkan tekanan, menahan tekanan dan menaikkan tekanan secara terus-menerus saat ada indikasi roda akan mengunci saat pengereman. 
  2. ABS ECU merupakan komponen yang mengatur kerja ABS actuator berdasarkan masukan dari sensor kecepatan roda. Selain itu ABS ECU akan menyalakan lampu indikator ABS pada dashboard ketika terjadi gangguan/ malfungsi pada komponen ABS dan mematikan fungsi ABS ketika terjadi gangguan (failsafe).
  3. Sensor kecepatan  roda. Merupakan komponen yang diletakkan di poros roda untuk mendeteksi putaran roda
  4. Switch lampu rem. Terletak di pedal rem untuk mendeteksi pengoperasian pedal rem (apakah kendaraan sedang direm atau tidak).
  5. Sensor kecepatan kendaraan. Terletak di outputshaft transmisi untuk mendeteksi kecepatan kendaraan.
  6. G sensor / sensor akselerasi. Mendeteksi pecepatan atau perlambatan yang terjadi pada kendaraan.
  7. MIL (mulfunction indicator lamp). Terletak pada meter kombinasi untuk memberitahukan pengemudi ketika terjadi malfungsi pada sistem ABS.
  8. Lampu indikator ketinggian minyak rem.  Terletak pada meter kombinasi untuk memberitahukan pengemudi ketika minyak rem pada reservoir kurang.

Bagaimana cara merawat ABS ?
Sistem ABS pada kendaraan nyaris tidak memerlukan perawatan. Hal terpenting yang perlu dilakukan pemilik kendaraan untuk mencegah ABS cepat rusak adalah dengan mengganti minyak rem secara berkala dengan spesifikasi minyak rem yang sesuai. Hal ini untuk menghindari penyumbatan pada saluran2 yang ada di ABS actuator. Selain itu jaga kebersihan sensor kecepatan roda (rotor/encoder dan pickup coil).

Tertarik beli mobil matic bekas? Ini tipsnya...


Harga mobil bekas dengan dengan tahun yang sama untuk varian matic biasanya lebih murah dibandingkan varian manualnya. Dengan harga lebih murah konsumen bisa mendapatkan mobil yang lebih mewah dan nyaman tanpa perlu repot2 memindahkan gigi transmisi secara manual. Tidak heran jika banyak pembeli yang memiliki dana terbatas tertarik untuk membelinya, termasuk anda mungkin.... Eits ! Sabar sob. Jangan asal beli murah tapi kondisinya asal-asalan. Yang ada tidak dapat mobil yang nyaman malah 'tombok kathok" untuk biaya perbaikan transmisi maticnya..... Hal ini dikarenakan mobil dengan transmisi matic yang tidak fit akan  lebih boros bahan bakar serta memerlukan biaya perbaikan yang mahal.


Jika sobat berminat membeli mobil bekas matic, tips berikut ini mungkin bisa membantu untuk memilih mobil bekas dengan kondisi matic  yang prima tanpa perlu bantuan montir profesional.

1. Perhatikan kondisi rumah transmisi
Pastikan bahwa tidak ada rembesan oli dari transmisi (lihat pada bodi transmisi, carter dan seal drive shaft).


2. Nyalakan kunci kontak kemudian lihat lampu  indikator pada dashboard.
Pastikan indikator posisi transmisi sesuai dengan posisi tuas transmisi (P,R,N,D,2,dan L)

Jika transmisi maticnya merupakan tipe ECT (Electronic Controlled  Transmision) pastikan bahwa indikator MIL transmisi menyala saat kunci  kontak ON dan mati saat mesin hidup.


3. Hidupkan mesin hingga mencapai suhu kerja kemudian lakukan berikut :

a. Pastikan bahwa saat tuas transmisi dipindahkan tidak terjadi delay yang cukup lama untuk transmisi merespon perpindahan tuas transmisi khususnya perpindahan dari N  ke D dan dari N ke R (kurang dari 1 detik).

b. Lakukan tes jalan dan pastikan perpindahan gigi naik maupun turun terjadi pada rpm yang normal dan perpindahan terjadi dengan lembut.


c. Perhatikan bahwa operasi perpindahan gigi normal dengan acuan sbb : 
Posisi D > gigi transmisi bisa pindah dari gigi 1 sampai gigi maksimal tanpa OD

Posisi 2 > gigi transmisi hanya pindah antara gigi 1 dan 2
Posisi L > gigi transmisi tertahan di gigi 1.

Operasikan tombol OD saat kendaraan diatas 60 km/h dan pastikan gigi OD bekerja.

d. Pastikan kick down shift dapat bekerja dengan baik. caranya adalah dengan menginjak pedal gas secara spontan pada saat kendaraan berjalan di posisi gigi 2 ,3 atau 4. Jika gigi turun berarti kickdown normal, tetapi jika tidak turun ataupun lambat berarti ada trouble.

4. Lakukan stall tes.

a. Lakukan stall tes pada posisi D
✓Pada kondisi permukaan tanah yang rata dan lapang posisikan tuas transmisi pada posisi N kemudian tarik tuas rem parkir. 

✓ Pindahkan tuas transmisi ke posisi D
✓ Injak penuh pedal rem menggunakan kaki kiri kemudian injak penuh pedal gas menggunakan kaki kanan (lakukan dengan cepat maksimal 10 detik).  Perhatikan berapa  rpm maksimal yang dapat dicapai oleh mesin. 

Jika transmisi dalam kondisi normal, rpm yang dapat dicapai mesin sekitar 2000 -2500 rpm.

Jika rpm melebihi rpm standar berarti transmisi tidak normal, kemungkinan terjadi keausan pada torque converter, pompa oli, maupun kondisi kampas kopling dan rem pada transmisi. 


Jika rpm yang dapat dicapai mesin dibawah rpm standar kemungkinan tenaga mesin yang kurang maupun permasalahan pada torque converter.

b. Lakukan stall tes pada posisi R 
Dengan cara yang sama, lakukan pemeriksaan stall pada posisi R.


5. Terakhir matikan mesin kemudian periksa oli transmisinya. Pastikan bahwa oli transmisi dalam jumlah yang cukup dan oli dalam kondisi baik serta tidak ada bau kampas terbakar.

Demikian sedikit tips untuk sobat yang sedang bingung untuk membeli mobil matic bekas, mudah2an dapat membantu.