Rabu, 17 April 2013

Tips memilih busi (bagian 1)



Busi merupakan komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar pada ruang bakar. Percikan api busi yang kuat dan tepat waktu akan membuat campuran bahan bakar pada ruang bakar terbakar dengan sempurna sehingga mesin menghasilkan tenaga yang optimal.
Pada saat proses pembakaran suhu yang diterima elektroda busi sangat tinggi, sehingga busi harus harus mampu memindahkan panas yang diterimanya dengan cepat. Kemampuan busi memindahkan panas ini dipengaruhi oleh panjang insulator busi. Semakin panjang insulatornya, maka busi akan semakin sulit untuk memindahkan panas sehingga busi cenderung cepat panas pada saat mesin bekerja. Sebaliknya semakin pendek insulator busi, maka busi akan semakin awet dingin.
Sumber : http://ishak.unpad.ac.id
Secara teknik ada 2 suhu kerja busi yang perlu diketahui. Suhu pertama disebut dengan self cleaning temperature. Suhu ini adalah suhu minimal yang dibutuhkan oleh elektroda busi supaya bisa tetap bersih dari sisa karbon pembakaran. Suhu ini ada pada titik 450 0C, Sedangkan suhu yang kedua disebut dengan pre ignition temperature. Pada suhu ini elektroda busi bisa membakar campuran bahan bakar tanpa adanya percikan api. Suhu elektroda busi diusahakan tidak melewati suhu ini supaya tidak terjadi kesalahan pembakaran (mis firing) pada ruang bakar.  Pre ignition temperature berada pada suhu 950 0C.
Busi yang baik harus cepat mencapai temperatur self cleaning tetapi tidak melewati temperatur pre ignition. Untuk keperluan ini busi disediakan dengan kemampuan memindahkan panas yang berbeda-beda. Besarnya kemampuan busi memindahkan panas yang diterimanya tergantung nilai panas busi yang dituliskan pada kode busi. Berikut ini contoh penulisan kode busi pada beberapa merek busi :
Nippondenso : W20EXR-U11
NGK : BPR6EY-11
Bosch : WR9DC
Pada kode busi di atas kemampuan memindahkan panas busi bisa dilihat pada angka 20(ND), 6(NGK) dan 9(Bosch). Semakin tinggi angkanya maka busi akan semakin banyak membuang panas sehingga busi cenderung dingin ketika bekerja (biasa disebut busi dingin). Sebaliknya semakin besar angkanya, busi cenderung cepat panas (disebut busi panas).
Setiap mesin memiliki karakter panas yang berbeda sehngga busi standar yang direkomendasikan oleh pabrikan akan berbeda-beda meskipun dari merk yang sama. Tetapi secara umum busi standar rekomendasi pabrik didesain untuk range pemakaian kendaraan yang lebar, mulai dari harian, touring, dalam kota maupun luar kota.
Untuk lebih optimal silahkan pilih busi berdasarkan pemakaian kendaraan anda. Kalo kendaraan cenderung dipakai di dalam kota yang cenderung macet, maka rpm mesin biasanya selalu rendah, maka gantilah busi dengan nilai panas dibawah standarnya. Hal ini karena panas mesin tidak terlalu cepat naik sehingga busi lebih awet bersih karena lebih cepat mencapai temperatur self cleaning. Sedangkan jika kendaraan lebih sering dipakai pada rpm tinggi gantilah busi dengan nilai panas busi yang lebih tinggi supaya busi tidak cepat mencapai temperature pre ignition.

Penulis : Arif R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar