Busi merupakan komponen sistem
pengapian yang berfungsi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar pada
ruang bakar. Percikan api busi yang kuat dan tepat waktu akan membuat campuran
bahan bakar pada ruang bakar terbakar dengan sempurna sehingga mesin
menghasilkan tenaga yang optimal.
Pada saat proses pembakaran
suhu yang diterima elektroda busi sangat tinggi, sehingga busi harus harus
mampu memindahkan panas yang diterimanya dengan cepat. Kemampuan busi memindahkan
panas ini dipengaruhi oleh panjang insulator busi. Semakin panjang insulatornya,
maka busi akan semakin sulit untuk memindahkan panas sehingga busi cenderung
cepat panas pada saat mesin bekerja. Sebaliknya semakin pendek insulator busi,
maka busi akan semakin awet dingin.
Sumber : http://ishak.unpad.ac.id |
Secara teknik ada 2 suhu
kerja busi yang perlu diketahui. Suhu pertama disebut dengan self
cleaning temperature. Suhu ini adalah suhu minimal yang dibutuhkan oleh
elektroda busi supaya bisa tetap bersih dari sisa karbon pembakaran. Suhu ini
ada pada titik 450 0C, Sedangkan suhu yang kedua disebut dengan pre
ignition temperature. Pada suhu ini elektroda busi bisa membakar
campuran bahan bakar tanpa adanya percikan api. Suhu elektroda busi diusahakan tidak
melewati suhu ini supaya tidak terjadi kesalahan pembakaran (mis
firing) pada ruang bakar. Pre ignition temperature berada pada
suhu 950 0C.
Busi
yang baik harus cepat mencapai temperatur self
cleaning tetapi tidak melewati temperatur pre ignition. Untuk keperluan ini busi disediakan dengan kemampuan
memindahkan panas yang berbeda-beda. Besarnya kemampuan busi memindahkan panas
yang diterimanya tergantung nilai panas busi yang dituliskan pada kode busi. Berikut
ini contoh penulisan kode busi pada beberapa merek busi :
Nippondenso
: W20EXR-U11
NGK
: BPR6EY-11
Bosch
: WR9DC
Pada
kode busi di atas kemampuan memindahkan panas busi bisa dilihat pada angka
20(ND), 6(NGK) dan 9(Bosch). Semakin tinggi angkanya maka busi akan semakin
banyak membuang panas sehingga busi cenderung dingin ketika bekerja (biasa
disebut busi dingin). Sebaliknya
semakin besar angkanya, busi cenderung cepat panas (disebut busi panas).
Setiap
mesin memiliki karakter panas yang berbeda sehngga busi standar yang
direkomendasikan oleh pabrikan akan berbeda-beda meskipun dari merk yang sama.
Tetapi secara umum busi standar rekomendasi pabrik didesain untuk range
pemakaian kendaraan yang lebar, mulai dari harian, touring, dalam kota maupun
luar kota.
Untuk
lebih optimal silahkan pilih busi berdasarkan pemakaian kendaraan anda. Kalo
kendaraan cenderung dipakai di dalam kota yang cenderung macet, maka rpm mesin
biasanya selalu rendah, maka gantilah busi dengan nilai panas dibawah
standarnya. Hal ini karena panas mesin tidak terlalu cepat naik sehingga busi lebih awet
bersih karena lebih cepat mencapai temperatur self cleaning. Sedangkan jika
kendaraan lebih sering dipakai pada rpm tinggi gantilah busi dengan nilai panas
busi yang lebih tinggi supaya busi tidak cepat mencapai temperature pre
ignition.
Penulis
: Arif R
Tidak ada komentar:
Posting Komentar